Bersikap kritis itu perlu agar kita
tidak menerima mentah-mentah apa yang disampaikan oleh seseorang, baik
informasi atau transfer ilmu oleh seorang guru/pendidik, apalagi dari Mbah
Google. Hohoho…. Satu hal yang paling saya ingat adalah dalam hal hukum menjawab
salam dari nonmuslim. Sewaktu sekolah
dasar hingga madrasah aliyah (setingkat SMA), ada doktrin haram menjawab salam
dari nonmuslim. Suatu kasus, misal ada teman nonmuslim mengucapkan “assalamu’alaikum”,
maka—katanya—seorang muslim harus menjawab dengan “wa’alaikum” saja. Itu jelas
banget transfer ilmu yang sangat keliru dan tidak dilengkapi dengan kejelasan sebab
keluarnya hadis. Yang membuat miris, banyak “guru agama” (dalam tanda kutip,
ya!) yang kurang memahami sebab keluarnya hadis tersebut. Bahkan, ada yang “mendoktrin”
seorang muslim harus mengucapkan salam dengan “assamu’alaikum” kepada
nonmuslim. Alamak! Ini benar-benar pembodohan umat.
“Jika
seorang ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) memberi salam pada kalian, maka
balaslah dengan ucapan wa’alaikum.” (HR. Bukhari no. 6258 dan
Muslim no. 2163)
Hadis di atas keluar ada sebabnya. Secara lengkap dijelaskan dalam hadis yang lengkap redaksinya:
Hadis di atas keluar ada sebabnya. Secara lengkap dijelaskan dalam hadis yang lengkap redaksinya:
“Ada
seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia
mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa
Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas
berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam
pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926)
Nah, inilah yang banyak terlupa dan tidak
diketahui oleh seorang—yang katanya—pendakwah/guru agama. Hadis di atas keluar
karena saat itu ada seorang musuh
yang mengucapkan “assamu‘alaik” kepada Nabi Muhammad saw. “Assamu’alaik”
artinya “celakalah buat kamu”. Jelas tujuan si musuh adalah menghina dan
mengungkapkan kebenciannya. Jadi, Rasulullah pun menjawab “wa’alaikum” saja.
Bagaimana hukumnya jika ada nonmuslim yang
mengucapkan “assalamu’alaikum”? Jelas, ucapan “assalamu’alaikum” bertujuan untuk
mendoakan dan penghormatan.
"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (QS. An-Nisaa': 86).
Berdasarkan ayat di atas, menjawab salam nonmuslim tersebut dengan ucapan “wa’alaikumussalam...”
tentu boleh bahkan wajib hukumnya.
Betapa Allah dan Rasulullah telah mengatur hubungan antarmanusia agar saling
menghormati, penuh toleransi, dan berjalan damai.
Ayolah, Kawan, cerdaslah dalam berpikir! Perdalamlah ilmu bukan sekadar
pandir!
Salam Indonesia damai! <3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar