"Bulan itu bentuknya seperti apa, Bu?" tanya gadis kecil berkalung bintang. Bukan gadis kecil berkaleng kecil*, Kawan.
"Bisakah kamu lihat bulan di atas sana, Nak?" Si ibu balik bertanya. Angin malam menggigit tulang. Atap jembatan serasa hampir menjamah tubuh ringkihnya.
"Aku bisa melihatnya, Bu, tapi samar-samar. Bahkan, bintang di leherku ini tak bisa membantuku," jawabnya.
Si ibu terbatuk-batuk. Tak seperti siang tadi, darah sudah tak lagi keluar dari mulutnya. Mengering. Gadis kecil melepaskan kalung di lehernya, lalu melemparkannya ke tengah kali.
"Lebih baik kita tidur saja, Bu. Mungkin dalam mimpi nanti, bulan akan datang dengan sayap peri."
Si ibu berhenti batuk. Selamanya. Kalung bintang itu dimakan ikan kecil di kali. Ikan bersayap datang di mimpi gadis kecil yang lelap kelaparan tanpa kalung bintang.
Jogja, 300615
*larik puisi "Gadis Peminta-minta" karya Toto Sudarto Bachtiar
Sumber gambar: http://www.gambargratis.com/gambar-gratis/gambar-ilustrasi-bulan-dan-bintang.html
Si ibu terbatuk-batuk. Tak seperti siang tadi, darah sudah tak lagi keluar dari mulutnya. Mengering. Gadis kecil melepaskan kalung di lehernya, lalu melemparkannya ke tengah kali.
"Lebih baik kita tidur saja, Bu. Mungkin dalam mimpi nanti, bulan akan datang dengan sayap peri."
Si ibu berhenti batuk. Selamanya. Kalung bintang itu dimakan ikan kecil di kali. Ikan bersayap datang di mimpi gadis kecil yang lelap kelaparan tanpa kalung bintang.
Jogja, 300615
*larik puisi "Gadis Peminta-minta" karya Toto Sudarto Bachtiar
Sumber gambar: http://www.gambargratis.com/gambar-gratis/gambar-ilustrasi-bulan-dan-bintang.html
Nah baru ada.
BalasHapuserror mulu, yah, kyk orangnya...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus