Bicara tentang liburan tak hanya soal pantai,
gunung, candi, apalagi ke mall sambil cuci mata lihat cowok-cowok ganteng. Eh!
:p Liburan juga nggak mesti ke tempat jauh dari jangkauan yang memerlukan dana
melebihi jumlah mantan. Liburan itu macam-macam, yang penting bertujuan
merefreshing pikiran dan hati yang lelah dikejar kenangan. Eaaa…. Sebagai
seorang karyawan full time dari hari Senin sampai Jumat, liburan bagiku menjadi
agenda wajib. Kalender barang yang selalu jadi korban keisengan jemariku
melingkari tanggal demi tanggal. Weekend panjaaang itu seperti surga.
Bergaya dengan kain shibori. :v |
Bagi kamu yang tinggal di Yogyakarta, kayaknya nggak
bakal ada tempat yang nggak asyik dikunjungi kapan pun. Nah, ada satu alternatif
liburan yang menyenangkan dan murah meriah adalah mengunjungi desa wisata, desa
budaya, beberapa event yang berkaitan dengan budaya, juga tempat-tempat
kreatif. Di daerah lain juga banyak sih, misal kalau di Banjarmasin itu
mengunjungi ruma-rumah pengrajin kain Sasirangan.
Yup, kebetulan banget kemarin aku diberi kesempatan
sama seorang teman ikut mengunjungi satu desa budaya di kawasan Minggir,
Sleman, Yogyakarta, yaitu Desa Sendangagung. Selengkapnya bisa baca di sini, ya.
Nggak perlu ribet beli tiket bus, tiket kereta, atau tiket pesawat. Cukup
numpang mobil si teman bernama Rian ke Desa Sendangagung (sungkeeem ke Rian ^_^ ), sampailah
di Desa Sendangagung. Setelah dari Sabtu siang sampai Sabtu malam kami nonstop
menonton pertunjukan budaya, Minggu pagi jelang siang kami diajak mengunjungi
rumah Mbah Kiyat (yang sebenarnya masih muda, jauh dari kata mbah), pengrajin
kain Shibori.
Apa itu kain Shibori? Kata anak Mbah Kiyat yang
ternyata masih muda dan masih kuliah (uhuk!), shibori mengambil istilah dari
bahasa Jepang. Lebih lengkapnya, shibori atau shiborizome adalah teknik
mewarnai kain dengan cara diikat, dilipat, ataupun disimpul, lalu dicelup ke
pewarna kain. Di dunia Barat, shibori dikenal dengan istilah “tie dye” (jadi
ingat nama penulis novel. #abaikan).
Kemarin dapat link tulisan tentang teknik shibori.
Ada di link ini http://simplyoshin.blogspot.co.id/2012/01/shibori-japanese-dyeing-method.html.
Mengutip dari tulisan tersebut, teknik shibori sendiri ada beberapa teknik.
Pertama, kanoko shibori, yakni dengan
cara mengikat kain. Kedua, kumo shibori,
yakni dengan cara melipat dan mengikat kain. Ketiga, nui shibori, dengan cara dijahit (ini mengingatkanku pada kain Sasirangan
yang tekniknya dengan cara dijahit sesuai pola). Keempat, arashi shibori dengan cara membungkus kain dengan pipa. Kelima, itajime shibori dengan cara menjepit
kain dengan dua buah kayu dan diikat.
Sekilas teknik pembuatan kain shibori ini mirip kain
jumputan, ya. Tapi, keduanya berbeda. Kalau dilihat sekilas sih, pembuatan kain
shibori lebih gampang (lihat doang, belum praktik sendiri :D ). Uniknya, dalam
pembuatan kain shibori meski teknik ikat dan lipatnya sama, pola dan warna yang
dihasilkan selalu berbeda alias tidak 100% mirip. Ini karena proses pewarnaan
dilakukan secara manual dan tergantung proses peresapan pewarna ke kain. Jadi,
jangan takut kalau ke acara kawinan mantan batikmu mirip sama pasangan mantan,
misal. Pasti ada bedanya, kok. #mantanlagi :v
Liburan ala blogger, blusukan ke Desa Sendangagung. |
Liburan yang menyenangkan itu simple, kan? Yang
penting hati senang, teman bertambah, silaturahmi tambah erat, dan kenal dengan
masyarakat di desa. Aku dan teman-teman blogger puas dengan kunjungan ke rumah
Mbah Kiyat. Makasih banyak, Mbah Kiyat. Makasih banyak, istri Mbah Kiyat, anak-anak
Mbah Kiyat bernama Mukti dan… (Haha, lupa nama anaknya yang cowok dan mahasiswa
itu). Makasih juga tokoh-tokoh desa yang sudah memfasilitasi kami selama
menginap semalam di Desa Sendangagung.
Penasaran dengan kain shibori? Harga kain ini Rp
125.000/lembar, dengan ukuran 100 x 200 cm. Yuk, kepoin aja Twitter @shiborikiyatmbah
pernah cobain ikut workshop singkat Shibori. Lumayan susah juga padahal cuma bikin selembar saputangan hehehe
BalasHapusKalau ngelihatnya gampang, pas nyoba lumayan ribet ya, mbak. hehe
HapusBrp lama durasinya untuk belajar shibori di tempat mbah kiyat kmrn mbak?
BalasHapus