Kafe
sudah menjamur sekarang ini. Dari yang bertema western atau modern hingga
berciri khas tradisional. Nah, ada juga kafe yang mengusung tema campuran:
modern iya, tradisional/khas suatu daerah pun iya. Cikwo Resto and Coffee salah
satunya. Kafe ini sudah sangat dikenal oleh masyarakat Lampung, bahkan oleh
wisatawan daerah lain. Dari namanya saja terdengar unik banget. Cikwo dalam
bahasa Lampung artinya “kakak perempuan”. Kebetulan sekali owner Cikwo Resto
and Coffee ada seorang perempuan cantik yang begitu ramah melayani
pengunjungnya, yakni Mbak Isna.
Ciri
khas kafe ini adalah kopi Lampung-nya dan menu makanannya yang Lampung banget!
Kali pertama dinner di Cikwo Resto and Coffee, aku dikagetkan dengan suguhan
menu yang di luar perkiraaan. Aku pikir, ah di sini paling menunya kopi (jelas
dong), nasi goreng, menu serbaayam, dan sebagainya. Pokoknya kupikir menunya
Indonesia banget alias ada di seluruh Indonesia. Lah, ternyata menu yang
disajikan membuatku tak berkutik dan tak beranjak dari tempat duduk dan
penasaran ingin mencobanya!
Ada
menu lalapan yang kombinasi sayurnya belum pernah kudapati di daerah lain.
Sayurnya komplet! Ada terung bulat (mirip terung hintalu di Banjar, tapi ini
lebih bulat), julang-jaling (semacam jengkol, tapi bukan jengkol. Bentuknya
kecil dan aromanya berbeda dengan jengkol), pete, selada, mentimun, dan
lain-lain. Selain itu, ada juga terung
ungu yang sudah dibuang kulitnya (kayaknya dibakar, ya) dan tempoyak (durian yang
difermentasikan).
Beberapa
teman ada yang bingung melihat terung tanpa kulit dan tempoyak itu. Di
daerahku, Banjar, aku sudah sering makan terung ungu seperti itu. Tempoyak pun
sudah sering kulihat meski aku tidak pernah memakannya. Aku tidak doyan durian.
:D Nah, yang tidak kuketahui dan bikin aku takjub, ternyata masyarakat Lampung
punya cara tersendiri dalam menikmati terung dan tempoyak itu. Penasaran? Coba
kamu lihat videonya di sini >>> https://www.youtube.com/watch?v=RQy9-SPuwNE&feature=youtu.be
Jadi,
terung dicampur dengan tempoyak dan sambal. Ketiganya dicampurkan dengan
menggunakan tangan. Dalam video menggunakan sendok, ya. Sebaiknya menggunakan
tangan saja sebab rasanya pasti lebih maknyus dan mantap. Lagi pula, dalam
tradisinya, memang harus menggunakan tangan. Lah, kok tradisi? Yup,
mencampurkan tempoyak, terung, dan sambal, dalam masyarakat Lampung disebut
dengan Nyeruit, berasal dari kata Seruit. Seruit nama makanannya. Biasanya,
dilakukan dalam sebuah keluarga atau masyarakat ketika makan bersama ataupun
melakukan perayaan/upacara adat. Orang yang melakukan Nyeruit biasanya orang
yang dituakan dalam keluarga atau masyarakat itu.
Wah,
unik sekali, ya! Aku sampai terbengong-bengong takjub. Rasa penasaran melihat terung
kok disandingkan dengan sepiring kecil tempoyak terjawab sudah. “Bang Indra, saya nggak bisa makan durian?
Jadi, gimana?” tanyaku.
“Bikin
aja tanpa tempoyak,” jawabnya. Wehehe, bukan seruit dong namanya, ya. :v
Menu
lainnya yang ada di Cikwo Resto and Coffee adalah berbagai olahan dari ikan,
antara lain pepes ikan patin, pindang baung, sop iwa tuhuk (sop ikan blue
marlin), sate tuhuk, bekasam, gulai taboh iwa tapa (ikan mujair yang diasap
semalaman), dan banyak lagi. Dan, menu serba ikan air tawar ini membuatku
ngiler sebelum menyantapnya. Lama tinggal di Yogyakarta, lama jauh dari kampung
halaman (Banjar), dan lama tidak ketemu ikan air tawar, rasanya seperti surga.
:D Bangga banget dengan sang owner, Kak Isna, yang turut melestarikan menu khas
Lampung. Jadi, anak muda Lampung pun harus tahu kuliner warisan nenek moyang,
ya. Bravo, Kakak!
Semua
menu di Cikwo Resto and Coffee itu patut kamu coba, ya! Apalagi jika kamu ingin
mengenal Lampung lebih dekat, ya kamu juga harus mengenal dan menikmati kuliner
khas Lampung. Urusan perut juga urusan budaya, lho. Selain tempat wisata yang
menarik, kuliner Lampung juga tak kalah dengan kuliner lain. Aih, jadi jatuh
cinta sama Lampung, nih. Menu minumannya (selain berbagai kopi khas Lampung
yang patut kamu coba), kamu juga perlu mencoba berbagai minuman segar di sini.
Ada es serbet kweni (sumpah, ini segar menggoda banget!), kopi jelly, dan masih
banyak lagiii. Selain itu, banyak juga menu snack, seperti pisang bakar,
singkong keju, selimpok bungking, dan lain-lain.
Kamu
juga tidak bakal menyesal nongkrong di Cikwo Resto and Coffee ini. Tempatnya
benar-benar nyaman untuk tempat berkumpul kamu sama teman-teman dan keluarga.
Mau sendirian juga bisa (jangan khawatir pengin me time sendirian
ataupun jomblo yang pengin menikmati kesendirian. Pletak!). Yang sedang ngejar
deadline pun bisa nongkrong manis di sini. Tempatnya tenang dan lumayan jauh
dari riuh keramaian jalan raya. Letaknya memang di pinggir jalan, tapi jam
delapan malam ke sana saja sudah sepi sekali itu jalanan. Kamu bisa pilih
tempat duduk indoor atau outdoor. Sesukanya deh. Kalau suka
buaian angin di pekarangan Cikwo, ya di luar saja. Indoor juga terbagi
beberapa tempat. Ada yang pakai kursi meja, ada juga yang lesehan.
Sebagai
penutup kunjungan kami ke Cikwo Resto and Coffee, kami menikmati berbagai
varian olahan kopi khas Lampung. Si brewer /penyeduh kopi spesial banget.
Namanya Aksioma, anak Kak Isna, yang masih SMP kelas 8. Di Cikwo Resto and
Coffee, ada sekitar 50 olahan kopi, seperti black coffee, cappuccino, coffee
latte, vietnam grips, V60, americano, corn feak, dan masih banyak lagi. Aku
mencoba menikmati seduhan kopi ala Aksioma, yakni V60. “Bisa nggak tidur lho,
Mbak, minum kopi ini,” kata Aksi atau biasa dipanggil Aci oleh keluarganya.
Hehehe, kopi pahit dengan seduhan khusus menggunakan corong 60 derajat dan
kertas khusus kopi itu benar-benar mantap.
Kamu
pengin travelling ke Lampung? Pengin nongkrong asyik? Pengin tahu bagaimana
Lampung dari kulinernya? Datang saja ke Cikwo Resto and Coffee yang beralamat
di Jl. Nusa Indah 3 No. 1 Pakis Kawat, Sumur Batu, Bandar Lampung. Mau ajak aku
ke sana lagi juga boleh, lho. Uhuk!
Kopi nya mantep banget euy
BalasHapusResto yg bisa jadi penguat budays
BalasHapusresto yg sangat mincintai tradisinya ya
BalasHapus