Sebagai
orang Banjarmasin, naik kereta adalah hal yang istimewa. Ya iyalah, wong di
Kalimantan belum ada kereta api. -_- Dulu banget sewaktu sekolah, aku sering
nonton berita di televisi tentang kereta. Ada rasa penasaran yang menyelimuti
hati. Jiaaahhh…. Gimana sih rasanya naik kereta? Padahal, dulu itu beritanya
kebanyakan yang jelek-jelek, lho. Ada kereta terbakar, ada kereta yang
dilempari batu oleh suporter bola, ada penumpang yang nggak dapat tempat duduk,
ada orang yang tertabrak kereta, dan sebagainya, lah.
Berita-berita
itu nggak membuat rasa penasaranku berkurang. Malah pengin dan pengin merasakan
naik kereta. Beda halnya dengan keluargaku yang kayaknya enggan banget naik
kereta. Mereka nggak minat karena melihat berita-berita macam itu.
Rasa
penasaran itu nggak jua terjawab saat aku kuliah di Jawa Timur, Probolinggo.
Ya, karena memang saat itu jalur yang aku lalui hanya pakai bus. Nah, setelah
bekerja dan memutuskan tinggal di Yogyakarta, barulah keinginan naik kereta
terpenuhi. Seingatku aku naik kereta tahun 2014. Saat itu aku menjenguk adikku
yang sedang bekerja di Jogja. Aku ke Jogja dari Stasiun Pasar Senen. Yang jelas,
aku nggak merasakan namanya naik kereta sesak-sesakan, apalagi sampai nggak
dapat kursi. Semua jenis kereta, ekonomi, bisnis, dan eksekutif sama! Setiap
penumpang dapat jatah kursi. Nggak ada ceritanya, misal, tiba-tiba dengar suara
kokok ayam. Nggak ada ceritanya tiba-tiba ada yang berlalu-lalang menawarkan
dagangannya. Pokoknya rapi jali. Dan, kereta ekonomi pun difasilitasi AC.
Sejak
pertama kali merasakan naik kereta, aku sempat merasa jet lag. Jalan terasa goyang-goyang seharian. Nyampe Stasiun
Lempuyangan pagi hari. Keesokannya baru aku bisa keluyuran keliling Jogja.
Momen yang nggak dilupakan pas nyampe Stasiun Lempuyangan adalah disambut lagu
Yogyakarta (Kla Project).
Namun,
setelah tahun 2015 aku menetap di Jogja, naik kereta api adalah hal yang
menyenangkan dan aku ketagihan! Kalau pergi ke mana-mana, transportasi yang aku
cari pertama kali adalah kereta api. Kalau nggak ada rute kereta api yang
melewati kota yang kutuju, barulah aku memilih opsi transportasi lain.
Ada
beberapa hal yang membuatku nyaman naik kereta. Apakah itu?
1. Lebih
cepat daripada
naik mobil/bus.
Jakarta-Jogja
kalau ditempuh dengan mobil/bus minimal perlu waktu 12 jam. Nah, kalau naik
kereta cuma
perlu waktu 9 jam.
2. Jarang telat.
Yup, naik kereta jarang sekali yang jam karet. Jikapun
jam karet atau mesti lewat dari jadwal yang ditentukan, itu lebih karena
kendala teknis. Misal, ada kerusakan tiba-tiba, AC yang rusak, dan kerusakan
rel (ini juga jarang).
3. Bisa tidur
nyenyak tanpa mabuk.
Nggak pernah mabuk saat naik kereta. Beda halnya kalau
naik mobil atau bus, ada kalanya aku mabuk sampai mun*ah. :’(
4. Bisa main
handphone.
Kalau naik mobil/bus, aku jarang sekali melototin
handphone, bahkan sama sekali nggak menyentuh handphone. Kepala pusing kalau
melototin handphone. Nah, kalau naik kereta, handphone selalu di tangan. Nggak
pusing pokoknya. :D
5. Bisa
ngemil enak.
Karena nggak mabuk dan nggak pusing, ya jelas makan pun
normal. Bisa makan nasi dan ngemil. Beda halnya kalau naik mobil, lihat nasi
aja enek. Ngemil pun jarang. Kalau mau tahu aku kalem pake
banget, bareng yuk naik mobil atau bus! :D Kalau mau rame ngobrol, bareng naik
kereta aja. Hahaha….
6. Ngobrol
dengan penumpang sebelah.
Ngobrol sama penumpang lain lebih enjoy. Ya, karena nggak
pusing dan nggak mabuk, kan. :D
7. Dapat
view serba hijau.
Ini nih yang aku suka. Naik kereta itu disuguhi
pemandangan sawah dan pegunungan yang menghijau. Kamera Hp
selalu siap jepret-jepret cantik.
Keren deh!
8. Bisa istirahat
cukup.
Sudah beberapa kali aku berangkat dari Jakarta jam
sepuluh malam, nyampe Jogja jam tujuh pagi dan langsung ke kos, mandi sebentar,
setengah delapan lewat dikit sudah standby di kantor. Cukuplah sembilan jam
perjalanan untuk istirahat. Tidur jangan lupa pakai masker, apalagi buat kamu yang kalau
tidur pake mangap segala. :D AC di kereta ekonomi lumayan dingin lho. Bagi yang
nggak kuat dingin kayak aku, ada baiknya bawa selimut kecil (jaket tentu saja).
9. Bisa sambil
garap naskah atau main laptop.
Kalau lagi dikejar deadline, bisa buka laptop di kereta.
Garap naskah di kereta, siapa takut?
10. Berdoalah
banyak tempat duduk kosong. Kursi kosong di sebelah kita itu surga buat
rebahan.
Dukanya naik kereta apa? Bingung juga jawabnya. Soalnya
enak sih. Kalaupun ada dukanya, itu standar aja, sama dengan transportasi
lainnya. Ini pengalamanku aja sih.
1. Ekstra
sabar jika ada anak-anak yang rewel.
Apalagi kalau kita pas lagi pengin istirahat selama perjalanan, eh ada bayi
yang nangis terus. Sabar pokoknyaaa!
2. Jaga
bahumu dari penumpang sebelah yang tidur.
3. Siapkan
telingamu dari suara ngorok penumpang lain.
4. Kalau dapat
tempat duduk di dekat pintu, harus selalu pakai masker, ya. Bau toiletnya
menyengat. :D Juga, harus siap jadi “penjaga pintu” karena banyak penumpang
yang keluar masuk tanpa menutup pintunya lagi. Ini benar-benar menyebalkan.
5. Buang air kecil
sambil goyang-goyang #abaikan
Naik
kereta memang menyenangkan. Semoga terus ada perbaikan pelayanan, ya. Bravo Kereta Api Indonesia!
Jogja, 170317
Sama, mbak. Saia jg demen naek kereta! Perubahan & perbaikan nyata dari masa ke masa
BalasHapusBener, mbak. Gak nyangka ya cepet banget perubahan kualitas kereta api kita. Terus membaik.
Hapus