Apa
sih yang paling membahagiakan? Yang membuat bahagia adalah kita tersenyum,
orang lain pun tersenyum. Yang membuat bahagia adalah ketika kita bisa
memandang keindahan alam, orang lain bisa menikmati keindahannya. Kebahagian
bukan hanya soal seberapa besar materi yang kita punya, melainkan seberapa
banyak yang telah kita lakukan untuk membantu sesama.
Penderita
bibir sumbing begitu banyak di Indonesia ini. Penderita katarak juga banyak
sekali. Namun, banyak yang tidak bisa berbuat apa-apa karena ketiadaan biaya.
Tidak hanya masalah biaya. Khususnya penderita bibir sumbing, banyak keluarga
penderita yang mencoba menutup-nutupi kondisi anak/keluarganya sehingga tidak
ada keinginan untuk mengobatinya. Beberapa waktu lalu, Yayasan Dharmais melakukan
bakti sosial di dua rumah sakit di Yogyakarta, yakni Rumah Sakit Khusus Bedah
Ring Road Selatan dan Rumah Sakit Holistika Medika Maguwo Sleman. Di Rumah
Sakit Holistika Medika khusus operasi katarak, sedangkan di Rumah Sakit Khusus
Bedah (RSKB) khusus operasi bibir sumbing.
Agenda
bakti sosial dalam bentuk operasi katarak dan bibir sumbing (serta
langit-langit) ini sudah dilakukan sejak lama oleh Yayasan Dharmais, yakni
terhitung sejak tahun 1986 (operasi katarak) dan tahun 1997 (operasi bibir
sumbing). Ada sekitar 140 ribuan penderita buta katarak yang telah dibantu oleh
Yayasan Dharmais serta hampir tujuh ribu orang yang dioperasi bibir sumbing.
Yayasan Dharmais selalu bekerja sama dengan berbagai rumah sakit serta
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Perhimpunan Dokter
Ahli Bedah Plastik Indonesia).
Kegiatan
operasi katarak dan bibir sumbing dan katarak ini berlangsung di berbagai
daerah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Seberapa pentingkah kegiatan
baksos ini bagi pasien? Tentu penting sekali. Seperti yang saya tulis di awal
tulisan, membantu pasien bibir sumbing berarti membantu mereka tersenyum lebih
banyak dan mereka lebih percaya diri dalam menjalani hidup. Membantu pasien
katarak berarti membantu mereka lebih leluasa memandang alam sekitar.
Menurut
beberapa pasien dan keluarga pasien yang menjalani operasi bibir sumbing di
RSKB Ring Road Selatan, mereka merasa senang dan terbantukan dengan adanya
operasi gratis ini. Dari rauh wajah pasien pun tergambarkan bagaimana mereka seperti menemukan titik terang dan begitu
optimis menjalani hidup. Pasien sendiri beragam, dari usia balita hingga
dewasa. Tidak hanya pasien, kebahagiaan pun terpancar dari
wajah-wajah keluarga pasien. Tidak hanya saat
operasi, Yayasan Dharmais juga terus melakukan pemantauan terhadap pasien saat
pasca operasi.
Dari
sekian banyak pasien yang terbantukan, apakah upaya Yayasan Dharmais sudah
maksimal? Ternyata belum. Terutama untuk penderita bibir sumbing. Hal ini
disebabkan masih ada masyarakat yang “menyembunyikan” anak atau keluarga
mereka, masih ada yang malu dengan kondisi penderita bibir sumbing. Padahal,
bibir sumbing bisa dioperasi dan dipulihkan. Kesadaran inilah yang perlu
ditumbuhkan di beberapa masyarakat. Jadi, diharapkan info operasi bibir sumbing
dan katarak secara cuma-cuma (gratis!) ini dapat menyebarkan ke seluruh lapisan
masyarakat. Jika ada keluarga, tetangga, atau teman yang menderita bibir
sumbing dan katarak, bisa menghubungi pihak Yayasan Dharmais. Percayalah, tidak
ada yang lebih indah daripada melihat senyum manis seseorang, bukan? Bahagia
sekali jika melihat anak-anak tersenyum dan lebih percaya diri bersekolah.
Yayasan
Dharmais didirikan pada tahun 1975 oleh H.M. Soeharto, H. Sudharmono, dan H.
Bustanil Arifin. Yayasan ini bergerak dalam bidang sosial dan kemanusiaan.
Tidak hanya memberikan bantuan operasi bibir sumbing dan katarak gratis,
Yayasan Dharmais juga sudah memberikan bantuan dalam bidang pendidikan, seperti
pengadaan perpustakaan keliling, Pesantren Singkat Pelatihan Produktif (PSPUP),
membantu para veteran, santunan ke panti asuhan, bantuan anak asuh (saya pernah
dapat bantuan ini saat masih SD, lho. GNOTA namanya), bank mata, bantuan ke pasien thalassaemia,
penanggulangan penyakit kusta, tanggap bencana, membangun Rumah Sakit Dharmais,
dan masih banyak lagi.
Khusus
untuk penanggulangan penyakit kusta, Yayasan Dharmais sudah melaksanakannya di
Kabupaten Tangerang. Mengapa penanggulangan kusta ini penting? Hal ini karena
masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui penyakit kusta itu seperti apa
dan bagaimana tanda penyakit kusta. Andaipun mereka tahu, kebanyakan malu dan
menutupi penyakit yang mereka derita. Sebab itulah penting adanya upaya untuk
menanggulangi (edukasi) dan mengobati penyakit kusta ini. Yayasan Dharmais
berharap agenda penanggulangan penyakit kusta ini akan dilakukan di seluruh
Indonesia.
Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang Yayasan Dharmais, bisa dilihat di website www.yayasandharmais.or.id. Yayasan
Dharmais beralamat di Gedung Granadi Lantai 5, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 8-9,
Kuningan, Jakarta Selatan 12950. Telp. 021-2522745 Fax. 021-2521625.
Membagikan
informasi ini ke keluarga, tetangga, atau teman, juga salah satu cara membuat
orang lain bahagia, lho. Teruslah tersenyum, anak-anak Indonesia. Teruslah
nikmati indahnya alam Indonesia. Salam sehat!
Jogja, 250417
Semoga makin banyak penderita bibir sumbing dan katarak yg dibantu ya.
BalasHapusAmiiin. Semakin banyak senyuman ya, mbak.
Hapus