"Setiap kali ada yang bertanya apa inginku
Kujawab aku ingin menjadi Sapardi"Lelaki bermata puisi selalu berkata begitu
Saat aku mulai mencari-cari
Sebait puisi di sepiring nasi
"Aku ingin menjadi Sapardi
Meski kata-kata kian hujan dan beku"
Lelaki bermata puisi gigil dalam tunggu
Aku masih mencari-cari
Puisi di remahan waktu
"Aku ingin menjadi Sapardi
Tak peduli tafsir menelanjangi puisi"
Aku ingin menjadi Sapardi
Kutiru kata-kata itu
Kuulang-ulang serupa mantra paling jitu
Terburu-buru memilah puisi
Mengeruk berbukit-bukit duri
Melubangi tiap jejak yang ragu
Puisi-puisi rengat di nadi
Aku ingin...?
Rupanya puisi angin
Mengetuk pintu
Lalu sembunyi di likatnya sepi
Mengabadi seperti Sapardi
Mengabadi seperti lelaki bermata puisi
Jogja, 210720
Tidak ada komentar:
Posting Komentar