Kondisi sekarang ini sama sekali di luar dugaan. Berkali-kali berpikir pandemi segera usai. “Semoga habis Lebaran (2020) pandemi berakhir.” Apalah daya, hingga jelang akhir 2020 penyebaran Covid-19 tidak tertangani. “Semoga pandemi benar-benar berakhir sebelum puasa (2021).” Lagi-lagi semakin banyak yang menjadi korban Covid-19 hingga Juli 2021. Ditambah lagi dengan munculnya varian delta Covid-19 yang mempercepat penularan virus.
Covid-19 menyerang siapa saja, tak pandang usia. Usia anak-anak pun terkena virus Covid-19. Berdasarkan data, 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak. Anak-anak termasuk kategori rentan tertular Covid-19. Padahal, anak-anak adalah penerus bangsa. Kesehatan anak tetap dijaga di tengah pandemi berkepanjangan seperti ini.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) merupakan yayasan yang aktif mengampanyekan kesehatan anak. Hal yang menjadi fokus YAICI dalam tiga tahunan terakhir adalah edukasi dan kampanye kental manis bukan susu. Pada tanggal 16 Juli 2021 kemarin, YAICI bekerja dengan PP Muslimat NU mengadakan webinar tentang nutrisi anak pada masa pandemi. Webinar tersebut bertema “Pemilihan Nutrisi yang Tepat untuk Anak, Cara Tingkatkan Imun di Tengah Lonjakan Covid-19”.
Langkah YAICI mengajak PP Muslimat Nu dalam mengedukasi masyarakat merupakan langkah yang tepat dan efektif. Webinar yang dihadiri anggota PP Muslimat NU dari berbagai daerah itu diharapkan dapat dijadikan sebagai perpanjangan informasi mengenai produk kental manis. Masih banyak masyarakat, khususnya para orang tua, yang salah persepsi tentang penggunaan kental manis. Inilah yang harus diharuskan agar jangan sampai anak-anak mengonsumsi kental manis sebagai minuman. YAICI terus melakukan upaya ke masyarakat di tengah kasus Covid-19 yang makin meningkat.
Pernah makan martabak keju? Apakah kita menyebutnya kue keju? Tentu saja kita menyebutnya martabak. Keju hanya sekadar rasa atau topping. Contohnya lagi nasi goreng sosis. Tentu kita tetap menyebutnya nasi goreng, bukan nasi sosis. Sebab sosis sekadar tambahan. Begitu pula dengan kental manis. Lebih 50% komposisi kental manis hanyalah gula. Susu sekadar rasa. Tidak mungkin, kan, menyebutnya susu? Bisa dibilang kental manis adalah sejenis sirup dengan rasa susu. Kental manis bukan pengganti ASI, bukan pula pengganti minuman susu.
Kandungan gula yang tinggi pada kental manis tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak. Rasa manis memang sangat menggoda selera. Siapa pun tidak menampik itu. Namun, mengonsumsi gula berlebihan tidak bagus untuk kesehatan. Khususnya mengonsumsi kental manis sebagai minuman bagi anak-anak yang sedang masa pertumbuhan. Efek negatif yang dirasakan bisa jangka pendek, bisa juga jangka panjang. Sering batuk, diare, karies, gangguan pencernaan, stunting, dan gizi buruk adalah contoh penyakit jangka pendek. Efek jangka panjangnya adalah diabetes, obesitas, dan hipertensi.
Mengapa banyak keliru persepsi tentang penggunaan kental manis? Banyak sebabnya, antara lain iklan, kurang update informasi, gampang dibeli dan murah, dan enak. Iklan dari zaman baheula selalu menyajikan informasi bahwa kental itu susu. Meskipun iklan kental manis sekarang ini sudah terpantau—tidak menampilkan adegan anak-anak minum kental manis—tetap saja pemikiran itu pun tidak serta-merta hilang. Perlu usaha berkelanjutan dalam mengampanyekan bahwa kental manis bukan susu. Perlu peran berbagai elemen masyarakat agar semakin berkurang penggunaan kental manis sebagai minuman anak-anak.
Di tengah pandemi, kondisi kesehatan anak-anak harus tetap dijaga dan dipantau. Khususnya untuk anak-anak pada masa pertumbuhan. Pemerintah terus berupaya mencapai target penurunan kasus stunting hingga 14% pada tahun 2024. Berbagai upaya dilakukan dalam menurunkan angka stunting, salah satunya menerapkan pola makan seimbang. Menurut Dr. Meta Hanindita, SpA (K), nutrisi yang tepat dan seimbang mempengaruhi imunitas anak-anak, apalagi saat pandemi seperti ini. Imunitas yang tinggi akan menjaga tubuh si anak dari penularan Covid-19.
Kapan, sih, seharusnya memperhatikan nutrisi anak-anak? Ada istilah 1000 HPK, yaitu seribu hari pertama kelahiran, sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Orang tua, baik ayah maupun ibu, harus memperhatikan nutrisi janin hingga melahirkan dan proses pertumbuhan. Nutrisi yang seimbang dan kondisi kesehatan yang baik pada masa 1000 HPK akan menjadi “pondasi” kondisi anak-anak saat dewasa. Jika nutrisi tidak seimbang, kondisi kesehatan anak-anak akan mengalami masalah. Termasuk pemberian kental manis sebagai minuman pada anak-anak, ini merupakan tindakan keliru dalam memenuhi nutrisi anak.
Menurut Dr. Meta Hanindita, SpA (K), menjaga nutrisi yang seimbang pada anak tidak hanya soal kandungan gizi pada makanan, tetapi juga kebersihan makanan. Kebersihan makanan mencakup kebersihan wadah dan tempat, cara membersihkan, cara memasak, cara menyajikan, dan cara penyimpanan makanan.
Selain memenuhi nutrisi makanan, beraktivitas fisik dan memperhatikan durasi tidur juga penting selama pandemi Covid-19. Jangan sampai karena di rumah saja, waktu anak-anak tidur jadi kebablasan. Tidur terlalu malam, bangun tidur sering kesiangan, terlalu lama tidur, misalnya. Aktivitas fisik juga harus dilakukan meski berada di rumah saja. Untuk itulah, diperlukan peran orang tua dalam menjaga imunitas anak-anak saat pandemi. Kesehatan anak-anak sama pentingnya dengan kesehatan orang dewasa.
Aku juga ga nyangka sekarang ada pembatasanb aktivitas lagi & virusnya malah bermutasi. Betul banget perlu perkuat imunitas semua termasuk anak
BalasHapusYang sekarang banyak keluarga yang kena ya kebayang udah aktivitas mereka terbatas terus kena. Imun dijaga udah kudu banget ini
BalasHapusSemoga pandemi ini segera berlalu, tak terasa sudah hampir 2 tahun kita seperti ini, salam sehat untuk kita semua
BalasHapusDuh, kalau kental manis itu, saya sejak lama melihat di kalangan menengah ke bawah memang dijadikan susu andalan karena harganya murah dan rasanya manis. Padahal gak sehat untuk dikonsumi anak-anak apalagi yang usianya du bawah 3 tahun.
BalasHapusBetul, masa covid ini menjadi lecutan agar kita mawas diri dan menjaga kesehatan, terutama dua, orangtua dan anak. Apalagi anak yang nanti akan jadi tulang punggung negeri ini ketika bangkit kemudian pasca covid.
BalasHapusPenting banget memperkuat imunitas anak karena mereka tergolong rentan. Memperhatikan asupan, cara memasak dan cara menyajikan biar nutrisi makanannya nggak hilang.
BalasHapusVirusnya udah nggak pandang bulu lagi, bukan cuma ke orang tau atau orang dewasa, anak-anak juga sudah banyak yang terpapar, jadi harus selalu jaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
BalasHapusBener banget nih..menjaga kesehatan anak di masa seperti sekarang harus komplit...selain asupan nutrisi yang cukup..aktivitas juga penting banget
BalasHapusBenar harus atur tidur sangat penting. Pokoknya harus bangun pagi dan jangan malam tidur. Walaupun aktivitas kita di lakukan siang hari. Kasihan anak-anak kalau sampai kena covid-19
BalasHapusCovid varian baru lebih menular dan bisa menyerang anak Mam, naudzubillah… berdoa semoga segera ada vaksin yang aman untuk anak-anak. Dan semoga cobaan pandemi segera berakhir. Aamiin…
BalasHapusMiris ya. Makin parah nih si Covid. 😑
HapusAngka covid kian bertambah yah meski udah ada vaksin tp namanya jg usaha. I ya emang hrus perkuat imunisasi nih ntuj anak
BalasHapusVaksin plus tetap jaga imun tubuh. ☺️
HapusAku dari kecil lebih suka kental manis daripada bubuk hahaha ternyata nggak baik kalau berlebihan. Jadinya sekarang kental manis di rumah hanya dipakai untuk bahan tambahan bikin kue atau roti. Semoga walau pun masih di rumah aja, ortu bisa terus memenuhi nutrisi anak ya.
BalasHapusSaya aja baru ngeh 6 tahun lalu lho. 😅 Sempet rutin minum kental manis. Huhu...
HapusNah ini kurang edukasi deh mba masih banyak yg mengkonsumsi SKM itu sebagai pengganti susu... Bahkan tetangga ku juga banyak banget
BalasHapusPeer ternyata ya.. InI gimana mengedukasi mereka
Bener banget. Harus tega ngasih tau terus. 😀
HapusMasih banyak PR nih,anak2 belum bs disuruh tidur gasik. Pasti lbh dr jam 12 mlm. Gmn ya cara ngatasinnya?
BalasHapusPengalaman ponakan sih, karena terbiasa bangun kesiangan. Jadinya sulit tidur awal. Mau gak mau ngubah pola tidur lagi dari awal.
HapusNah serba salah ya jadinya. Saya termasuk org tua yang ketat membatasi aktivitas anak di luar rumah, tapi kadang kasian juga sama anak kalau berhari-hari di rumah aja sementara di luar rumah teman2nya bebas bermain dan berlarian.
BalasHapus