Sumber: freepik.com |
"Mbak, bisa minta tolong?" tanya seorang teman sekitar awal tahun 2019. Lebih kurang setahun sebelum si Covid-19 menyerang bumi.
"Minta tolong apa dulu nih?" tanyaku. "Kalau kamu minta tolong ambilkan bulan, biar itu kerjaan si ibu."
Hmmm hmmm hmmm.... Dia loading beberapa saat, lalu... "Itu lagu lho!" ucapnya sedikit nyaring dengan nada kesal, tapi kok ketawa juga. Lumayanlah, kerecehanku bikin orang ketawa.
"Begini, aku tuh bingung. Kok akun Instagramku gitu-gitu aja, ya. Follower sedikit. Boro-boro ada yang mampir buat komen, lah like-nya aja dikit banget. Gimana ya caranya biar akunku bagus gitu lho? Biar banyak yang lihat produkku."
Usaha kuliner, itulah usaha yang mulai digeluti temenku itu. Usahanya baru berjalan sekitar 3 bulanan. Temenku menjual berbagai varian bolu, dari bolu kukus, kue ulang tahun, bolu pisang, bolu marmer, bolu kayu, bolu tembok.... Mbuh mbuh, yang dua terakhir hasil karangan bebas ya, gaes. Jangan dianggap serius.
Singkat cerita, terjadilah proses transfer pengalaman dariku. Bukan pengetahuan, bukan ilmu, bukan pula keahlian. Ya, sekadar pengalamanku sebagai pengguna media sosial yang bisa dibilang lebih senior dari temanku. Iyaaa, lebih senior doang. Aku aktif di media sosial sejak 2010. Dia aktif sejak 2017. Aku berawal dari anak Facebook. Dia langsung jadi cucu Instagram.
Sekadar berbagi pengalaman saja. Nggak mau dibilang ahli karena aku saja ngos-ngosan mengejar jumlah follower Instagram hingga 10K secara organik. Belum sampai-sampai 10K, lho. 😂 Ada satu hal yang bisalah aku bagikan sebagai pengalaman, yaitu cara meningkatkan performa akun media sosial, khususnya Instagram. Bagaimana biar dapat like banyak, bagaimana cara bikin caption, kapan best time untuk posting, bagaimana cara memancing follower untuk berkomentar, dan sebagainya.
Enam bulan berlalu, jualan temanku semakin laris. Pengikut akun Instagram-nya bertambah, dari ratusan menjadi ribuan. "Untung banyak banget sih nggak. Belum kayak jualan kue artis lah. Syukurlah nggak ada lagi ceritanya rugi atau cuma balik modal," ceritanya. "Aku nggak mau ngasih kamu bolu sebagai ucapan terima kasih. Lah, jauh bener. Aku transfer saja, ya," ucapnya. Tanpa babibu, transferan masuk. Padahal, aku nggak minta sama sekali. Niatku cuma bantu teman. Tapi, kata orang, rezeki jangan ditolak. Yowis, terima saja. Tapi ini jangan sampai menginspirasi, ya. Teman-teman yang pernah tanya soal permedsosan, nggak perlu ribet ngasih fee. Kasih saja segunung emas. Canda emas. *Emas ya, emas. Bukan mas. 😝
Selain sebagai penulis dan editor, salah satu aktivitasku adalah menjadi copywriter dan admin media sosial sejak tahun 2017. Sempat 5 bulanan aku berhenti jadi admin media sosial karena terlalu "sok sibuk kerja". Sebenarnya menjadi admin media sosial dan copywriter hanya pekerjaan sampingan saat berstatus sebagai karyawan. Lalu, datanglah si Corona alias Covid-19. Pekerjaan sebagai copywriter dan admin media sosial mulai kuseriusi. Apa sebab? Penghasilan tetapku berkurang karena ada pengurangan gaji dari perusahaan. Penghasilan tambahan sebagai freelancer juga berkurang. Sementara, kebutuhan makin banyak lah ya. Iya sih nggak bisa keluyuran, nggak bisa traveling ke luar kota. Tapi, belanja suplemen dan buah lebih banyak saat pandemi dan itu perlu daun, eh duit.
Rupanya kondisi berkurangnya gaji nggak bertahan lama, gaes. Alhamdulillah cuma bertahan beberapa bulan. Selanjutnya gaji nggak berkurang lagi, yey! Eits, jangan senang dulu. Nggak berkurang ini artinya nggak ada gaji tetap sama sekali. Agustus 2020, inilah momen bersejarah bagiku di era pandemi. Aku menjadi salah satu karyawan yang kena PHK.
Nggak mau berdiam diri saja, mulailah kucari peluang kerja. Lamar ke sana, lamar ke sini. Rupanya perusahaan di bidang yang sama pun mengalami hal serupa. Terjadi pengurangan karyawan besar-besaran, jadi mana mungkin mereka menerima karyawan baru. Dua bulanan aku fokus cari kerja. Alhamdulillah, sesekali dapatlah kerjaan freelance yang lumayan nggak membuat tabungan semakin bocor parah. Pekerjaan freelance sebagai penulis dan editor pun makin berkurang di era pandemi. Putar otak lagi lah.
Belajar kepada penjual keliling yang tetap bertahan di tengah pandemi. |
Menjadi copywriter dan admin media sosial, inilah jalan ninjaku demi mengisi perut di tanah rantau. Aku tawarkan diri ke teman dengan mukadimah yang penuh curcol. "Pegang akun Instagram-ku ya. Akunku nggak kepegang. Makin sibuk bikin kue," kata temanku akhirnya. Yes, satu pekerjaan sebagai admin media sosial didapat. Alhamdulillah.... Ada juga sih yang menolak ketika kutawarkan apakah perlu jasa admin. Nggak apa-apa. Tiap orang punya kebutuhan berbeda-beda.
Penghasilan stagnan, bahkan bisa dibilang lebih 50% pengeluaran masih mengandalkan tabungan. Waduh, bahaya ini! Lalu, aku putuskan untuk pulang kampung pada November 2020. Selama di kampung halaman, aku kerja freelance sebagai copywriter, admin media sosial, penulis, dan editor.
Tahun 2021, pandemi masih saja berlanjut. Beberapa lini usaha ada yang nggak bisa bertahan alias gulung tikar. Ada pula yang memilih tetap bertahan, tentu dengan konsekuensi yang nggak selalu menguntungkan semua pihak. Pengurangan karyawan dan pengurangan gaji, contohnya. Mau nggak mau, harus ada solusi di tengah pandemi yang nggak tahu kapan berakhir. Bisnis online menjadi sebuah pilihan. Nggak sedikit yang mulai merangkak pelan dengan cara berjualan lewat media sosial. Di Instagram, contohnya, banyak akun personal yang awalnya cuma berisi informasi aktivitas sehari-hari, mulai aktif mempromosikan barang jualannya.
Namun, ada pula yang kesulitan mempromosikan jualannya di media sosial. Seperti temanku tadi. Dia belum berpengalaman berjualan di media sosial. Belum tahu trik jitu agar promosi di media sosial berjalan maksimal. Maka, banyak para pebisnis yang memerlukan jasa orang lain di bidang promosi lewat media sosial atau marketing digital.
Menjadi admin media sosial bukanlah pekerjaan sepele. Di banyak perusahaan, pekerjaan ini merupakan pekerjaan penting. Selain mengenalkan sebuah brand, admin media sosial juga membantu meningkatkan nilai sebuah brand. Bantu mem-branding, begitulah kira-kira. Ada juga yang secara gamblang bertugas mempromosikan produk di akun usaha/official-nya.
Pasar online semakin berkembang. Para pebisnis yang mulanya hanya fokus dengan metode marketing offline, kini mulai fokus dengan marketing digital/online. Media sosial bukan lagi dianggap sebagai "tempat curhat dan nyampah". Admin media sosial hanya salah satu profesi di bidang digital marketing. Selain admin media sosial, ada juga profesi serupa yang dicari banyak pebisnis, antara lain content creator, copywriter, desain grafis, dan SEO specialist. Apalagi saat pandemi, berbagai usaha mulai dirintis secara online, antara lain usaha di bidang kuliner, konveksi, dan sebagainya. Bisnis online dengan media sosial sebagai media promosinya pun semakin banyak.
Apa saja yang harus dikuasai/diketahui jika ingin menjadi admin media sosial? Nah, berikut beberapa tips menjadi admin media sosial dan copywriter:
1. Aktif di media sosial.
2. Selalu update informasi terbaru. Nah, ini yang penting banget. Ketinggalan satu informasi penting saja kerasa banget kurang update atau kudet. Biar nggak kudet, kamu bisa cari informasi terkini di media massa online, salah satunya Indozone. Pastinya, berita dan informasi di Indozone benar-benar valid dan no hoax. Ini yang penting banget. Di tengah semakin cepatnya penyebaran informasi di internet, kita perlu menyaring informasi dengan tepat agar nggak termakan hoax.
3. Mempelajari apa yang dipromosikan, baik produknya dalam bentuk jasa maupun barang. Jangan sampai kita nggak tahu apa-apa tentang produk yang dipromosikan.
4. Mengetahui karakteristik sasaran promosi. Jika sasarannya anak muda, gunakanlah bahasa dan gaya yang "anak muda banget". Jika sasarannya kategori para ayah bunda, gunakanlah bahasa dan gaya yang berkarakter orang tua muda.
5. Gunakan sapaan umum kepada follower. Sapaan "kak" lebih aman digunakan jika belum tahu jenis kelamin orangnya. Kecuali sasaran produk khusus untuk para bunda, misalnya, bisa gunakan kata "bunda/mom".
6. Selalu bersikap ramah dan menjawab pertanyaan follower. Termasuk juga aktif membalas komentar follower.
7. Buat jadwal posting, misalnya sehari sekali, dua hari sekali, atau tiga hari sekali. Jangan sampai akun Instagram-mu sepi postingan dalam kurun waktu yang lama.
8. Carilah waktu yang tepat untuk posting. Misalnya, saat jam istirahat kantor, setelah pulang kerja, sebelum berangkat kerja, atau sebelum jam tidur.
9. Aktif memberi like dan komentar ke follower, khususnya jika akunmu belum punya banyak follower dan jumlah like masih sedikit. Dengan begitu, kamu akan mendapat timbal balik, baik berupa like, komentar, atau menambah viewer dan engagement. Setidaknya, follower akan ingat, "Oh, aku ternyata follow-followan sama dia."
10. Gunakan foto/video penunjang yang layak. Setidaknya fotomu nggak ngeblur. Gunakanlah aplikasi untuk mengedit foto dan video.
11. Perhatikan momentum atau hari-hari perayaan tertentu. Misalnya, bikin postingan ucapan selamat ketika perayaan Lebaran, Hari Kemerdekaan, dan lain-lain. Rajin cek kalender ya, gaes.
12. Jika kamu merangkap penjual sekaligus admin media sosial, perhatikan benar-benar kualitas produkmu. Perhatikan kesesuaian produk asli dengan foto. Jika kamu hanya sebagai admin media sosial, ada baiknya komunikasikan apa yang menjadi kendala promosi. Jalin komunikasi yang baik antara penjual dan admin media sosial.
13. Pelajari cara menulis yang benar. Penulisan yang benar bukan berarti harus berbahasa baku, tapi gunakan kaidah agar tulisan bisa dipahami.
14. Gunakan metode AIDA dalam copywriting atau penulisan caption. AIDA artinya Attention, Interest, Desire, dan Action. Silakan baca tentang AIDA di tulisanku sebelumnya.
Sekian curhat serta sedikit tips dariku. Jika ada yang kurang berkenan, aku siap terima saran dan mendoan. Salam mendoaaan!
Saat pandemi banyak orang menganggur. Memanfaatkan media sosial dengan baik justru akan mendatangkan cuan dan penghasilan ketimbang hanya cari kelucuan saja. kangamir.com
BalasHapusBener banget. Selain cari hiburan, penggiat medsos juga cari cuan. 😆
Hapusmakasih atas pencerahan dan share pengalamannya warbiyasah, aku juga pernah mencicipi pahit manisnya sebagai admin online mba hampir 2 tahun. Bisa jadi tambahan potofolio deh
BalasHapusBanyak sukanya, sedikit dukanya, ada lucunya. 😆
HapusMasa masa pandemi memang masa yang ga pernah dibayangin sebelumnya ya kak.. Dan medsos salah banyak eh salah satu hal yang bisa dimanfaatkan untuk menguli ya kakk
BalasHapusIya, awalnya kaget. Lama-lama, yowis lah ya. Terima aja. Rezeki selalu ada pintunya. ☺️
HapusJadi admin media sosial emang nggak bisa dianggap sepele ya kak. Mungkin orang lihatnya main handphone terus, padahal harus paham engagement rate juga
BalasHapusIni dia. Orang rumah ngira aku main hp terooos... 😅
HapusSemangat kakakk. Yukk optimalkan medsos!
BalasHapusMakasih, kakak. Sukses juga usahanya ya, kak. 💪
HapusSetuju Kak..Sosmed kalau digunakan dengan bijak dan tepat bisa menjadi salah satu sumber cuan ya.. Terima kasih sharingnya..
BalasHapusYups, cari cuan lewat medsos. Siapa takut! 😆
HapusTips2nya bisa banget nih kuterapkan. Aku memang lg pingin nambah2 follower nih.Biar ga segitu muluu
BalasHapusSemangat, kaaak! Pasti bisa nambah. 💪
HapusBanyak juga ya ternyata syarat jadi admin media sosial itu. Poin penting semua deh. Pun rasanya belum ada waktu nih aku
BalasHapusOh iya, salah satu syaratnya juga ramah. Kayak kak gita nih, ramah bangeeet... ☺️
HapusMasyaAllah ... Penghasilan tetap boleh turun, tapi Allah sudah memberikan kita banyak pintu rezeki untuk kita ketuk, ya. Aku merasakan banget sih bahwa media sosial punya dampak positif, terutama soal ke kebahagiaan hati yang haqiqi yang berbentuk money, hihihi ...
BalasHapusAlhamdulillah bisa survive meski sedikit tertatih di awal. Semangat, kaaak! 💪☺️
HapusSama dengan saya, Mbak. Alhamdulillah, kami bisa tetap survive di tengah masa pandmei salah satunya berkat media sosial yang menjadi ladang rezeki buat saya dan suami.
BalasHapusPejuang cari cuan lewat medsos nih. Semoga penuh limpahan rezeki ya, kak. 💪☺️
HapusPentingnya sosial media dan perannya dalam kehidupan masa kini.
BalasHapusSemakin mudah berjualan online bila banyak mempelajari digital marketing dan copy writing.
Betuuul... Digital marketing sudah jadi kebutuhan utama.
HapusBisa sampai 10K itu wow loh mbak, aku aja cuma 2500 gak kemana-mana lagi. Tapi copywriting ini memang menjanjikan sih ya kerjaannya. Harus makin di asah ah...
BalasHapusIyup, terus belajar dan belajar. 😄
HapusJika kita bisa manfaatkan peran media, sosial dengan baik, maka akan banyak keuntungannya. Keren mbak.
BalasHapusSisi positifnya itu yg harus digali ya, kak. 🙏💪
HapusSemangat kak.
BalasHapusBener nih, main sosmed bukan buat main lagi sih, bisa sebagai cara untuk "Survive" di tengah pandemi yang menghimpit menengah kebawah.
BalasHapus